Pohon Darah Naga merupakan pohon khas dan asli dari kepulauan Socotra, Yaman.
Pohon ini merupakan jenis pohon langka yang bersumber pada sekelompok kecil dari empat pulau di Samudera Hindia.
Nama latin pohon ini adalah Dracaena cinnabari, hanya saja lebih dikenal dengan nama Dragon's Blood Tree (Pohon Darah Naga).
Pohon darah naga dinamai oleh Profesor Issac Bayley balfour pada tahun 1880.
Pohon itu berbentuk seperti jamur atau payung, daunnya berbentuk seperti pedang, keras, dan bergerombol di atas pohonnya. Pohon darah naga tumbuh di daerah yang kering.
Hidupnya bisa mencapai lebih dari 300 tahun. Pohon darah naga bersaudara dengan Dracaena draco dari kepulauan Canary, Spanyol. Dracaena draco juga disebut pohon darah naga.
Pohon ini menghasilkan getah berwarna merah darah. Getah itu keluar dari batangnya.
Getah itu disebut-sebut sebagai darah naga. Darah naga sangat berguna, bisa dijadikan obat, perwarna, pernis, dan pengharum. Darah naga sudah digunakan sebagai obat dan perwarna sejak abad ke-1 oleh masyarakat Romawi kuno, Yunani kuno, dan Arab. Lalu, sekitar abad ke-18, dipakai sebagai pernis untuk biola di Italia. Saat ini, darah naga masih digunakan sebagai pernis biola dan dipakai dalam proses fotografi.
Menurut legenda, pada zaman dulu, ada ular basilik yang sangat besar yang dianggap naga. Suatu hari, naga itu berkelahi dengan seekor gajah hingga keduanya mati. Kedua binatang itu mengeluarkan darah yang dipercaya memiliki kekuatan ajaib. Maka, ketika darah keduanya bercampur, tumbuhlah pohon yang disebut sebagai pohon darah naga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar